Sebelum masuk ke Maperta setelah saya mencari info-info dan membaca dari link mengenai Mabim, inilah SEJARAH MABIM yang diambil dari blog http://student.unpar.ac.id/~hmjmat/buletin71/ mabim.htm
Sejarah Mabim
(berdasarkan wawancara dengan Bpk. A. Rusli)
Istilah mabim sebenarnya muncul sebagai hasil dari perkembangan zaman yang terus berubah. Pada era 50-an, istilah OPSPEK dan Mabim belum dikenal dalam lingkungan kampus. Setelah diterima oleh sebuah perguruan tinggi, seorang mahasiswa dapat langsung mengikuti kegiatan perkuliahan tanpa perlu melalui kedua masa itu. Bila ia ingin mengembangkan kemampuan berorganisasi atau ingin bergaul secara lebih luas dengan sesama mahasiswa, ia dapat bergabung dengan organisasi ekstra-kurikuler yang waktu itu benar-benar terpisah dari universitas, seperti HMI, PMKRI, dan sebagainya. Organisasi-organisasi ini menyelenggarakan masa penerimaan anggota baru yang memang menggunakan kekerasan dan penuh perploncoan. Lembaga kemahasiswaan waktu itu belum ada karena kehidupan berpolitik dalam kampus dikekang habis oleh penjajah, terutama pada penjajahan Belanda. Jumlah mahasiswa pun pada waktu itu belum begitu banyak. Pada era 60-an saat komunis yang sedang berpengaruh, mengkritik habis pola perploncoan yang diterapkan oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan ini, dengan menudingnya bersifat kebarat-baratan, penindas manusia, dan tidak sesuai dengan budaya timur (dulu isu HAM belum selaku sekarang dalam menarik simpati masyarakat). Sementara itu jumlah mahasiswa senior yang berpikiran ploncois mulai bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah mahasiswa. Ada kemungkian pikiran tersebut dilatarbelakangi oleh pengalamannya di organisasi ekstra-kurikuler yang diikutinya. Setelah era 60-an berlalu, masuklah era Orde Baru. Organisasi-organisasi ekstra-kurikuler ditekan habis-habisan oleh pemerintah karena pada era sebelumnya mahasiswa melalui organisasi-organisasi ini sangat intens memprotes pemerintah dengan demonstrasi hingga turun ke jalan,dan lebih mengutamakan berpolitik daripada studi (namun tampaknya tekanan ini sekarang sudah mulai hilang). Sebagai "kompensasi" dari tekanan ini, pemerintah Orba mewajibkan adanya lembaga kemahasiswaan di perguruan-perguruan tinggi. "Agar mereka dapat belajar berorganisasi tanpa harus keluar kampus". Organisasi ekstra-kurikuler pun mulai masuk ke kampus-kampus, beserta pula dengan masa penerimaan anggotanya. Kemudian untuk lebih mengenalkan mahasiswa pada program studi dan kampusnya, pemerintah menganjurkan program OPSPEK pada setiap perguruan tinggi. Selain itu, ada inisiatif dari mahasiswa lama untuk mengadakan kegiatan dalam rangka mengenalkan mahasiswa baru dengan kehidupan kampus dan mengakrabkan mereka dengan kakak angkatannya. Kegiatan seperti ini di lingkungan Unpar dikenal sebagai Mabim (Masa Bimbingan). Masalah Mabim, lepas dari OPSPEK di tingkat manapun, menjadi hangat setiap kali angkatan baru bergabung ke dalam sebuah perguruan tinggi (secara khusus, fakultas), seringkali dikarenakan ketidakcocokan atau perbedaan pandangan dan cara Mabim yang terjadi di antara ketiga (atau empat) pihak yang terlibat di dalamnya: fakultas, panitia, mahasiswa baru, dan mahasiswa lama. Sebenarnya, esensi dari Mabim itu sendiri terdapat di dalam kepanjangannya: Masa Bimbingan. Suatu periode waktu untuk pembimbingan. Mahasiswa lama, sebagai seorang kakak, yang seharusnya (seyogyanya) terpanggil untuk membimbing adiknya yang masih baru. Mahasiswa baru dapat juga merasa perlu untuk bersama-sama dengan kakaknya lebih mengenal kehidupan dan seluk-beluk kampus lebih dalam, dengan kesadaran dari dalam diri sendiri bahwa bimbingan kakaknya itu dapat membantu mempercepat adaptasi mereka. Pihak fakultas hendaknya menjadi fasilitator yang baik dan netral dalam mendukung mahasiswa lama dan baru dalam masa ini. Tujuan utama (walaupun bukan satu-satunya), seorang mahasiswa pergi ke kampus adalah memperoleh ilmu. Maka ada baiknya juga semua pihak menyadari dan mengarahkan proses bimbingan untuk mendukung studi, agar kita sebagai kesatuan mahasiswa dapat saling memajukan studi dan membagi ilmu. Itulah masa bimbingan. Secara umum, setidaknya mahasiswa lama dan baru berbeda dalam satu hal: mahasiswa lama telah lebih beradaptasi dengan kehidupan kampus daripada mahasiswa baru. Maka perbedaan antara yang lama dan yang baru itu baik asal dalam batas-batas tertentu. Adalah kurang tepat membedakan secara total mahasiswa lama dan baru, sehingga berdasarkan hal tersebut diambil kesimpulan bahwa yang satu harus menyesuaikan diri dengan yang lain. Namun kurang bijaksana juga menganggap keduanya sama dalam segala hal, karena bila batas-batas tersebut dilangkahi, kemungkinan besar terjadi ketidakharmonisan hubungan antarmahasiswa. Langkah yang perlu diambil adalah dengan kesadaran penuh diri yang bebas mau untuk saling menerima dan menghargai (respek) satu sama lain sebagai mitra (partner), yang dapat berbeda dalam banyak hal namun memiliki something in common: seorang mahasiswa. Selain itu perlu pula secara alami mahasiswa saling mengenal satu sama lain, sehingga dengan demikian, ditambah dengan hal-hal di atas, kita dapat mewujudkan iklim belajar yang baik sehingga tujuan Mabim, yaitu perkenalan mahasiswa baru dengan kampus dan kehidupannya, dapat tercapai.
Nah itulah sekilas SEJARAH mengenai MABIM. Sekarang kita masuk ke Mabim sesuai pengalaman yang telah saya jalani .
MABIM MABIM MABIM
Mungkin ketika mendengar kata mabim awalny kita bingung. Ada apa dengan MABIM ?? Ini dia mabim pada jurusan saya ini dikenal dengan sebutan MAPERTA. Masa perkenlaan tahun ajaran baruu yaaaap singkatannya kita kenal adalah MAPERTA atau inilah yang kita sebut dengan mabim (malam bimbingan). Mabiim ini yang merupakan program baru dari hhimpunan mahasiswa Kimia. Dimana kegiatan ini bertemakan “ Go green ". dari mabim yang bertemakan go green ini semua calaon anggota himpunan kimia membawa bibit tanaman yang bersesuaikan tema. yelyel di dapat dari mabim ini adalah “ Chemistri for earth! “ dengan semangat gigihnya semua calon anggota himpunan Kimia dengan mengatakan yeylyel itu. Pada kegiatan ini melibatkan mahasiswa Kimia yang dalam kegiatan ini kita dzikir bersama dan pada acara puncak mendapatkan pengarahan untuk menjadi insan yang lebih baik dari Kakak kakak yang membimbing kami. akhir dari Acara malam bimbingan ini saya dapat menyimpulkan ternyata Mabim itu memang sangat perlu di adakan untuk lebih meningkatkan ukhuwah dan sebagai media introspeksi diri untuk merenungi diri yang perlu dibenahi untuk melangkah kearah yang lebih baik agar kita sebagai manusia biasa, bisa memperbaiki diri dari segala khilaf yang terjadi dimasa lampau dan untuk kedepannya. selain itu juga dapat mempererat silaturahmi. maksud silaturahmi disini adalah silaturahmi kepada antar sesama jurusan Kimia, karena jika tidak ada mabim tidak akan terjadi temu antar alumni . Mereka yang penuh dengan pengalaman dalam menempuh jurusan kimia ini hingga mereka menjadi sukses dalam hidupnya. Selain itu dapat melatih kita bagaimana cara pola pikir untuk di masa depan yang lebih baik . itulah kilasan tentang mabim menurut pengalaman yang saya alami.
MAPERTA 05 OKTOBER 2012 CHEMISTRY FOR EART !
![]() |
Add caption |